BAB
6
TABEL
SPESIFIKASI
1.
FUNGSI
TABEL SPESIFIKASI
Nama lain dari tabel spesifikasi adalah kisi-kisi
atau grid yang digunakan agar suatu tes yang disusun tidak menyimpang dari
materi serta tingkah laku yang akan dimuat dalam suatu tes, maka dari itu
dibuatlah sebuah tabel spesifikasi.( http://simbahstress1987.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-penyusunan-tes-serta.html)
Sebuah tabel spesifikasi harus
memuat materi dan aspek yang diungkap (tingkah laku). Setiap kotak dalam tabel
spesifikasi diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal. 3 aspek yang
biasa digunakan dalam tabel spesifikasi adalah ingatan, pemahaman, dan aplikasi
(Arikunto, 2013:200).
Penulis membuat contoh yang
mencantumkan 3 buah aspek yaitu ingatan, pemahaman, dan aplikasi. Dan ketiga
aspek tersebut sering digunakan disekolah, namun aspek lainnya juga boleh
digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Contoh
Tabel spesifikasi:
Pokok Materi
|
Aspek yang diungkap
|
|||
Ingatan
(I)
|
Pemahaman
(P)
|
Aplikasi
(A)
|
Jumlah
|
|
Bagian I
|
. . .
|
. . .
|
. . .
|
. . .
|
Bagian II
|
. . .
|
. . .
|
. . .
|
. . .
|
Bagian III
(terakhir)
|
. . .
|
. . .
|
. . .
|
. . .
|
Jumlah
|
|
|
|
|
Sumber: Dasar-dasar evaluasi
pendidikan, 2013
Tabel spesifikasi mempunyai kolom
dan baris, sehingga tampak hubungan antara materi dengan aspek yang tergambar
dalam indikator. Sebenarnya penyusunan tes bukan hanya mengingat hubungan
antara kedua hal tersebut tetapi empat hal, yaitu hubungan antara meteri,
indikator, kegiatan belajar, dan evaluasi. (Arifin, 2012:99)
Indikator, materi, kegiatan belajar-mengajar,
dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara berurutan.
Dalam beberapa tahun terakhir istilah
“tabel spesifikasi atau kisi-kisi” ini mulai luntur dikalangan guru-guru.
Sebagai alasan lunturnya adalah munculnya istilah “indikator”. Sebetulnya kita
tidak perlu kagum, terharu, dan lekas terpengaruh dengan munculnya
istilah-istilah baru yang justru kadang membuat kita bingung padahal sebetulnya
sama saja. Istilah “indikator” sebetulnya tidak berbeda banyak dengan inti
aspek yang dirumuskan di dalam Tujuan Instruksional Khusus atau indikator.
Tentu saja berbeda, tetapi dalam aplikasinya tidak jauh berbeda. (Arikunto,
2013:202)
Oleh
karena itu, agar tidak membingungkan pembaca, istilah yang digunakan dalam makalah
ini tetap kisi-kisi atau tabel spesifikasi.
Tabel
spesifikasi dibuat pada saat sebelum membuat tes prestasi. Artinya dibuat
sebagai perencanaan evaluasi. Penyusunan tabel spesifikasi juga harus
memperhatikan indikator, materi, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi karena
dalam proses pembelajaran terlebih dahulu harus mengetahui apa yang ingin dicapai
dalam indikator tersebut seperti yang dijelaskan diatas.
2.
CARA
MEMBUAT TABEL SPESIFIKASI
Menyusun tabel spesifikasi ditentukan oleh bidang studi dan homogenitas materi yang akan
diteskan. Satu hal yang sama yaitu:
a.
Langkah pertama
yang harus diambil adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan
kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.
Contoh:
Akan membuat tes untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya adalah :
1.
Materi I (2)
2.
Materi II (3)
3.
Materi III (4)
4.
Materi IV (5)
Angka-angka yang tertera di dalam
kurung yang dituliskan di belakang pokok materi, menunjukkan imbangan bobot
untuk masing-masing pokok materi. Penentuan imbangan bobot dilakukan oleh
penyusun soal berdasarkan atas luasnya materi atau kepentingannya untuk dites.
Penentuan imbangan dilakukan atas perkiraan (judgment) saja. Pada waktu
menuliskan angka tidak perlu dihitung-hitung bahwa jumlahnya harus 10 karena
semuanya akan diubah menjadi angka dalam bentuk presentase. (Arifin, 2012:99)
b.
Dari contoh di
atas, langkah kedua pokok-pokok materi dapat dipindahkan ke dalam tabel
kemudian mengubah indeks menjadi presentase.
TABEL SPESIFIKASI UNTUK MENYUSUN
SOAL EVALUASI
POKOK MATERI
|
Aspek yang diungkap
|
|||
Ingatan
|
Pemahaman
|
Aplikasi
|
Jumlah
|
|
Materi I
(14%)
|
|
|
|
7
|
Materi II
(21%)
|
|
|
|
10
|
Materi III
(36%)
|
|
|
|
18
|
Materi IV
(29%)
|
|
|
|
15
|
Jumlah
|
|
|
|
50 butir soal
|
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
c.
Langkah ketiga
adalah merinci banyaknya butir soal untuk tiap-tiap pokok materi dan angka ini
dituliskan pada kolom paling kanan. Caranya adalah membagi jumlah butir soal
(di sini 50 buah) menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera
sebagai presentase.
Angka 50 ditentukan oleh guru
berdasarkan alokasi waktu yang disediakan dan bentuk soal yang akan diberikan.
Dalam contoh ini, misalnya akan disusun tes berbentuk objektif dengan jumlah 50
butir soal berbentuk pilihan ganda, karena waktu yang disediakan adalah 75
menit. Di sini diperlukan kebijaksanaan guru untuk memperkirakan banyaknya
butir soal agar tidak terlalu sedikit ataupun terlalu banyak.
Sebagai patokan waktu adalah bahwa
sebuah soal tes objektif membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca dan menjawab
sehingga disediakan waktu 75 menit untuk tes, dapat disusun butir soal sejumlah
:
1)
50 buah bentuk
objektif (50 menit)
2)
5 buah bentuk
uraian (25 menit)
Jadi banyaknya butir soal sangat
ditentukan oleh :
1)
Waktu yang
tersedia
2)
Bentuk soal
Sampai dengan langkah ketiga, cara yang dilalui sama bagi seluruh bidang
studi.
Langkah-langkah selanjutnya,
terdapat langkah khusus, tergantung dari homogenitas atau heterogenitas (keragaman)
materi yang diteskan. Berikut cara menyusun tabel spesifikasi dengan berbagai
materi yang berbeda-beda:
a.
Untuk Materi yang Seragam
Yang dimaksud dengan “seragam” disini adalah bahwa
antara pokok materi yang satu dengan pokok materi yang lain mempunyai kesamaan
dalam imbangan aspek tingkah laku. Misalnya 50% untuk ingatan, 30% untuk
pemahaman, dan 20% untuk aplikasi. Maka presentase tersebut ditulis pada kolom
yang dimaksud. Selanjutnya banyak butir soal untuk setiap sel (kotak kecil)
diperoleh dengan cara menghitung persentase dari banyaknya soal bagi tiap pokok
materi yang sudah tertulis di kolom paling kanan.(Arikunto, 2013:205)
Contoh: TABEL SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES EVALUASI
POKOK MATERI
|
Ingatan
(50%)
|
Pemahaman
(30%)
|
Aplikasi
(20%)
|
Jumlah
(100%)
|
Materi I
(14%)
|
( A )
|
( B )
|
( C )
|
7
|
Materi II
(21%)
|
( D )
|
( E )
|
( F )
|
10
|
Materi III
(36%)
|
( G )
|
( H )
|
( I )
|
18
|
Materi IV
(29%)
|
( K )
|
( L )
|
( M )
|
15
|
Jumlah
|
|
|
|
50
|
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
Untuk
mengisi/menentukan banyak butir soal untuk tiap sel dilakukan demikian:
Sel
A = x 7
soal =
3,5 ( 4 soal )
Sel
B = x 7
soal =
2,1 ( 2 soal )
Sel
C = x 7
soal =
1,4 ( 1 soal )
Untuk
mengisi sel-sel yang lain, dilakukan dengan cara yang sama dengan cara yang
digunakan untuk menetukan sel A, sel B, dan sel C.(Arifin, 2012:99)
Catatan
:
Disamping
cara yang diajukan ini, yakni menentukan jumlah butir soal untuk tiap-tiap
pokok materi, ada lagi cara lain yang diambil orang, yakni mulai dari
pengisisan sel-sel kemudian baru diperoleh jumlah soal tiap pokok materi.
Contoh :
TABEL
SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES MATEMATIKA
Pokok Materi
|
Ingatan
( 50% )
|
Pemahaman
( 30% )
|
Aplikasi
( 20% )
|
Jumlah
( 100% )
|
Bab 1
( 40% )
|
( A )
|
( B )
|
( C )
|
|
Bab 2
(30% )
|
( D )
|
( E )
|
( F )
|
|
Bab 3
( 30% )
|
( G )
|
( H )
|
( I )
|
|
Jumlah
( 100% )
|
|
|
|
40
|
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
Misalkan
berdasarkan waktu yan telah ditentukan, diperkirakan akan disusun 40 buah butir
soal. Maka tiap sel diperoleh imbangan jumlah sebagai berikut :
Sel
A =
x x 40
soal =
8 soal
Sel
B =
x x 40
soal =
4,8 soal ( dibulatkan 5 soal )
Sel
C =
20% x 40%
x 40 soal = 3,2
soal ( dibulatkan 3 soal )
Sel
D =
50% x 30%
x 40 soal = 6
soal
Demikian seterusnya setelah dihitung dengan cara yang sama,
terdapatlah angka-angka yang menggambarkan banyaknya soal seperti tercantum
pada tiap aspek. Sesudah ini baru dijumlahkan ke kanan maupun ke bawah sehingga
terdapat jumlah soal untuk setiap bagian/pokok materi maupun untuk setiap aspek
tingkah laku.(Arifin, 2012:99)
Dengan
demikian maka tabel spesifikasi penyusuna tes MATEMATIKA tersebut akan terisi
seperti di bawah ini :
Pokok Materi
|
Ingatan
( 50% )
|
Pemahaman
(30%)
|
Aplikasi
(20%)
|
Jumlah
(100%)
|
Bab 1
( 40% )
|
( A )
8
|
( B )
5
|
( C )
3
|
16
|
Bab 2
(30% )
|
( D )
6
|
( E )
4
|
( F )
2
|
12
|
Bab 3
( 30% )
|
( G )
6
|
( H )
4
|
( I )
2
|
12
|
Jumlah
( 100% )
|
20
|
13
|
7
|
40
|
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
b.
Untuk
Materi yang Tidak Seragam
Apa yang telah dijelaskan adalah pembuatan kisi-kisi
(tabel spesifikasi) untuk materi yang seragam dalam arti seragam dalam imbangan
aspek tingkah laku.
Adakalahnya pokok-pokok materi dalam satu bulan hanya mencakup satu aspek tingkah saja,
yakni ingatan saja misalnya: suku-suku bangsa yang ada di Indonesia. Adanya
suku-suku bangsa tersebut hanya dapat dihafalkan, tanpa perlu dipahami, apalagi
diaplikasikan. Dalam keaadaan demikian maka yang isi hanya kolom ingatan.
Dalam keadaan lain misalnya hal osmose dan difusi,
hanya dapat dipahami dan diaplikasikan, sebaiknya tidak dihafalkan.
Untuk membuat tabel spesifikasi pokok-pokok materi
yang tidak seragam, tidak perlu mencantumkan angka presentase imbangan tingkah
laku di kepala kolom. Pemberian imbangan dilakukan tiap pokok materi didasarkan
atas banyaknya soal untuk pokok materi itu dan imbangan yang dikehendaki oleh
penilai menurut sifat pokok materi yang bersangkutan.
Contoh:
Table
spesifikasi untuk penyusunan tes evaluasi :
Aspek yang diukur
Pokok materi
|
Ingatan
(I)
|
Pemahaman
(P)
|
Aplikasi
(A)
|
Jumlah
|
Bab 1
(25%)
|
(A)
|
(B)
|
(C)
|
10
|
Bab 2
(40%)
|
(D)
|
(E)
|
(F)
|
16
|
Bab 3
(35%)
|
(G)
|
(H)
|
(I)
|
14
|
Jumlah
(100%)
|
|
|
|
40
|
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
Dalam
keadaan seperti dicontohkan misalnya:
Bab
1 mayoritas hafalan
Bab
2 mayoritas pemahaman
Bab
3 mayoritas aplikasi
Maka
imbangan aspek tingkah laku, tidak dapat dituliskan pada kepala kolom.
Penentuan
angka yang menunjukkan banyaknya butir soal pada tiap sel, ditentukan perbab.
Misalnya
:
Untuk
Bab 1, Ingatan 60%, Pemahaman 30%, untuk Aplikasi 10%, maka :
Sel A = x 10 soal = 6 soal
Sel
B = x 10 soal = 3 soal
Sel
C = x 10 soal = 1 soal
Untuk
bab 2, Ingatan 20%, Pemahaman 50%, Aplikasi 30%, maka :
Sel
D = x 16 soal = 3 soal
Sel
E = x 16 soal = 8 soal
Sel F = x 16 soal = 5 soal
Untuk
bab 3, Ingatan 20%, Pemahaman 20%, Aplikasi 60%, maka :
Sel
D = x 14 soal = 3 soal
Sel
E = x 14 soal = 3 soal
Sel F = x 14 soal = 6 soal
Dengan pengetahuan dua cara, atau bahkan tiga cara, maka
pada waktu akan membuat tabel spesifikasi pertama-tama harus diadakan perkiraan
(judgement) apakah materi-materi yang akan di teskan merupakan materi yang
homogeny atau bukan.(Arifin, 2012:100)
Apabila tabel spesifikasi sudah jadi, maka ini berarti bahwa
guru sudah melakukan sesuatu tugas betul dan aman didalam rangkaian tugas
menyusun tes. Penyusunan tes yang disertai dengan melalui table spesifikasi
dapat dijamin bahwa tesnya cukup mempunyai validitas bagi sel yang bersangkutan,
misalnya sebagai berikut:
Aspek yang diukur
Pokok
materi
|
Ingatan
(I)
|
Pemahaman
(P)
|
Aplikasi
(A)
|
Jumlah
|
Bab 1
(25%)
|
(6)
1,2,6,7,8,10
|
(3)
3,4,9
|
(1)
5
|
10
|
Bab 2
(40%)
|
(3)
11,18,22
|
(8)
12,13,14,15, 19,20,23,24
|
(9)
16,17,21, 25,26
|
16
|
Bab 3
(35%)
|
(3)
27,32,26
|
(3)
28,33,37
|
(8)
29, 30, 31, 34, 35, 38, 39, 40
|
14
|
Jumlah
(100%)
|
12
|
14
|
14
|
40
|
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
Dengan
dicantumkannya nomor-nomor item tersebut pembimbing dapat menelusuri suatu
rumusan item kembali pada kisi-kisi. Misalnya untuk item nomor 16 menurut
kehendak penulis soal, item tersebut mengukur aplikasi. Oleh pembimbing
ditelaah rumusan kalimat dan isinya. Sangat mungkin ternyata item tersebut
hanya mengungkapkan ingatan saja. Memang demikianlah menurut pengalaman penulis
buku ini dalam memberikan bimbingan kepada para guru maupun mahasiswa. Paling
mudah adalah membuat item yang mengukur aspek ingatan.(Arikunto, 2013:211)
Pada waktu ini
ada kecenderungan di dalam dunia pendidikan tidak menggunakan pendekatan
aspek-aspek ini lagi tetapi “indicator” kecenderungan baru tersebut tidak
berarti menyalahkan yang lama, tetapi menyempurnakannya. Demikianlah
perkembangan ilmu pengetahuan, selalu mencari kesempurnaan. Pendekatan dengan
“indicator” tidak jauh berbeda dengan pendekatan “aspek”. Dalam kesempatan lain
akan dimasukkan juga ke dalam buku ini.
3.
Tindak Lanjut Sesudah Penyusunan Tabel Spesifikasi
Setelah kita membuat tabel spesifikasi, hal
selanjutnya yang dilakukan yaitu 2 hal :
a.
Membuat kisi-kisi soal
Dalam membuat kisi-kisi soal sebagai contoh disini
yang digunakan adalah pada contoh materi seragam.
No
|
Materi
|
Tahap
berpikir
|
Jumlah
soal
|
indikator
|
No
soal
|
Bentuk
soal
|
soal
|
1
|
Logaritma
|
C1
|
2
|
Mampu mendefenisikan logaritma
|
1
|
essay
|
Buatlah per-samaan beri-kut kedalam bentuk log:
2y = 10x
X = ay
|
|
|
C2
|
3
|
Mampu me-nentukan nilai logaritma
|
5
|
essay
|
Tentukan nilai log beri-kut: 2log 16
|
|
|
C3
|
6
|
Mampu men-yederhanakan logaritma
|
11
|
essay
|
Buktikan
am log xn =
a log x
|
Sumber: (http://anis-permata.blogspot.com/2012/09/tabel-spesifikasi.html)
Setelah membuat kisi-kisi soal
langkah selanjutnya yaitu membuat kartu soal.
b.
Membuat kartu soal
Dalam
membuat kartu soal, sebagai contoh disini hanya menggunakan pada materi
logaritma saja yaitu pada aspek yang diukur (C1 = pemahaman).
KD :
Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
|
Sumber buku : Buku cetak matematika
|
|
Indikator
: Mendeskripsikan pengertian logaritma
|
Soal : Buatlah persamaan berikut ke bentuk
Log 2y =
10x
|
|
Materi :
Pengertian
logaritma
|
Aspek yang diukur
C1 (pemahaman)
|
Kunci jawaban
x = log 2y
|
Sumber: (http://anis-permata.blogspot.com/2012/09/tabel-spesifikasi.html)
Untuk
membuat kartu soal pada materi (limit, matriks, dan logika) juga sama hanya
berbeda pada aspek yang diukur, indikator dan contoh soalnya saja. Begitu juga
dengan membuat kisi-kisi soal yang berbeda hanya pada aspek yang diukur,
indikator, nomor soal dan contoh soalnya saja.
SOAL !
1.
Untuk
memperoleh dua tes yang parallel, apakah yang harus sama?
a.
Materi yang
dicakup.
b.
Tabel
spesifikasi.
c.
Bentuk soal.
d.
Taraf kesukaran
soal.
e.
Kunci jawaban.
f.
Pedoman
penilaian.
Jelaskan
jawaban anda!
2.
Seorang penilai
akan menyusun untuk 3 bab dari materi yang sudah diajarkan.
a.
Bab 1 :
berbobot dua kali bab 2.
Aspek
yang diukur, seperlima hafalan, seperlima pengertian, dan tiga perlima
aplikasi.
b.
Bab 2 :
berbobot setengah dari Bab 3.
Aspek
yang diukur hanya pengertian dan aplikasi dengan bobot yang sama.
c.
Bab 3 :
berbobot dua kali bab 2.
Aspek
yang diukur hanya ingatan dan aplikasi dengan imbangan 1:3.
Bantulah
untuk menyusun tabel spesifikasinya!
3.
Kepada siapa
penyusun tes harus bertanya agar diketahui bahwa bahasanya cukup mudah
dipahami?
nice blog. :)
BalasHapusthanks.. allowed me to take some paragraph from your own written , okey. !
Thank🙏
BalasHapusitu asal nya 30%, 50%, 60% dari mana?? tolong saya masih pemulaa
BalasHapusApa perbedaan table spesifikasi yg seragam dan tidak seragam?
BalasHapus