mouse

Kamis, 22 Mei 2014

TABEL SPESIFIKASI



BAB 6
TABEL SPESIFIKASI
1.        FUNGSI TABEL SPESIFIKASI
Nama lain dari tabel spesifikasi adalah kisi-kisi atau grid yang digunakan agar suatu tes yang disusun tidak menyimpang dari materi serta tingkah laku yang akan dimuat dalam suatu tes, maka dari itu dibuatlah sebuah tabel spesifikasi.( http://simbahstress1987.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-penyusunan-tes-serta.html)
Sebuah tabel spesifikasi harus memuat materi dan aspek yang diungkap (tingkah laku). Setiap kotak dalam tabel spesifikasi diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal. 3 aspek yang biasa digunakan dalam tabel spesifikasi adalah ingatan, pemahaman, dan aplikasi (Arikunto, 2013:200).
Penulis membuat contoh yang mencantumkan 3 buah aspek yaitu ingatan, pemahaman, dan aplikasi. Dan ketiga aspek tersebut sering digunakan disekolah, namun aspek lainnya juga boleh digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Contoh Tabel spesifikasi:

Pokok Materi
Aspek yang diungkap
Ingatan
(I)
Pemahaman
(P)
Aplikasi
(A)
Jumlah
Bagian I
. . .
. . .
. . .
. . .
Bagian II
. . .
. . .
. . .
. . .
Bagian III
(terakhir)

. . .

. . .

. . .

. . .
Jumlah




Sumber: Dasar-dasar evaluasi pendidikan, 2013
Tabel spesifikasi mempunyai kolom dan baris, sehingga tampak hubungan antara materi dengan aspek yang tergambar dalam indikator. Sebenarnya penyusunan tes bukan hanya mengingat hubungan antara kedua hal tersebut tetapi empat hal, yaitu hubungan antara meteri, indikator, kegiatan belajar, dan evaluasi. (Arifin, 2012:99)
            Indikator, materi, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara berurutan.
            Dalam beberapa tahun terakhir istilah “tabel spesifikasi atau kisi-kisi” ini mulai luntur dikalangan guru-guru. Sebagai alasan lunturnya adalah munculnya istilah “indikator”. Sebetulnya kita tidak perlu kagum, terharu, dan lekas terpengaruh dengan munculnya istilah-istilah baru yang justru kadang membuat kita bingung padahal sebetulnya sama saja. Istilah “indikator” sebetulnya tidak berbeda banyak dengan inti aspek yang dirumuskan di dalam Tujuan Instruksional Khusus atau indikator. Tentu saja berbeda, tetapi dalam aplikasinya tidak jauh berbeda. (Arikunto, 2013:202)
Oleh karena itu, agar tidak membingungkan pembaca, istilah yang digunakan dalam makalah ini tetap kisi-kisi atau tabel spesifikasi.
Tabel spesifikasi dibuat pada saat sebelum membuat tes prestasi. Artinya dibuat sebagai perencanaan evaluasi. Penyusunan tabel spesifikasi juga harus memperhatikan indikator, materi, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi karena dalam proses pembelajaran terlebih dahulu harus mengetahui apa yang ingin dicapai dalam indikator tersebut seperti yang dijelaskan diatas.
2.        CARA MEMBUAT TABEL SPESIFIKASI
Menyusun tabel spesifikasi ditentukan oleh bidang studi dan homogenitas materi yang akan diteskan. Satu hal yang sama yaitu:
a.         Langkah pertama yang harus diambil adalah mendaftar pokok-pokok materi yang akan diteskan kemudian memberikan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi.
Contoh:
Akan membuat tes untuk evaluasi. Pokok-pokok materinya adalah :
1.        Materi I              (2)
2.        Materi II                        (3)
3.        Materi III           (4)
4.        Materi IV           (5)
Angka-angka yang tertera di dalam kurung yang dituliskan di belakang pokok materi, menunjukkan imbangan bobot untuk masing-masing pokok materi. Penentuan imbangan bobot dilakukan oleh penyusun soal berdasarkan atas luasnya materi atau kepentingannya untuk dites. Penentuan imbangan dilakukan atas perkiraan (judgment) saja. Pada waktu menuliskan angka tidak perlu dihitung-hitung bahwa jumlahnya harus 10 karena semuanya akan diubah menjadi angka dalam bentuk presentase. (Arifin, 2012:99)
b.      Dari contoh di atas, langkah kedua pokok-pokok materi dapat dipindahkan ke dalam tabel kemudian mengubah indeks menjadi presentase.
TABEL SPESIFIKASI UNTUK MENYUSUN SOAL EVALUASI
POKOK MATERI
Aspek yang diungkap
Ingatan
Pemahaman
Aplikasi
Jumlah
Materi I
(14%)



7
Materi II
(21%)



10
Materi III
(36%)



18
Materi IV
(29%)



15
Jumlah



50 butir soal
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
c.       Langkah ketiga adalah merinci banyaknya butir soal untuk tiap-tiap pokok materi dan angka ini dituliskan pada kolom paling kanan. Caranya adalah membagi jumlah butir soal (di sini 50 buah) menjadi 4 bagian berdasarkan imbangan bobot yang tertera sebagai presentase.
Angka 50 ditentukan oleh guru berdasarkan alokasi waktu yang disediakan dan bentuk soal yang akan diberikan. Dalam contoh ini, misalnya akan disusun tes berbentuk objektif dengan jumlah 50 butir soal berbentuk pilihan ganda, karena waktu yang disediakan adalah 75 menit. Di sini diperlukan kebijaksanaan guru untuk memperkirakan banyaknya butir soal agar tidak terlalu sedikit ataupun terlalu banyak.
Sebagai patokan waktu adalah bahwa sebuah soal tes objektif membutuhkan waktu 1 menit untuk membaca dan menjawab sehingga disediakan waktu 75 menit untuk tes, dapat disusun butir soal sejumlah :
1)        50 buah bentuk objektif (50 menit)
2)        5 buah bentuk uraian (25 menit)
Jadi banyaknya butir soal sangat ditentukan oleh :
1)        Waktu yang tersedia
2)        Bentuk soal
Sampai dengan langkah ketiga, cara yang dilalui sama bagi seluruh bidang studi.
Langkah-langkah selanjutnya, terdapat langkah khusus, tergantung dari homogenitas atau heterogenitas (keragaman) materi yang diteskan. Berikut cara menyusun tabel spesifikasi dengan berbagai materi yang berbeda-beda:
a.         Untuk Materi yang Seragam
Yang dimaksud dengan “seragam” disini adalah bahwa antara pokok materi yang satu dengan pokok materi yang lain mempunyai kesamaan dalam imbangan aspek tingkah laku. Misalnya 50% untuk ingatan, 30% untuk pemahaman, dan 20% untuk aplikasi. Maka presentase tersebut ditulis pada kolom yang dimaksud. Selanjutnya banyak butir soal untuk setiap sel (kotak kecil) diperoleh dengan cara menghitung persentase dari banyaknya soal bagi tiap pokok materi yang sudah tertulis di kolom paling kanan.(Arikunto, 2013:205)
Contoh: TABEL SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES EVALUASI
POKOK MATERI
Ingatan
(50%)
Pemahaman
(30%)
Aplikasi
(20%)
Jumlah
(100%)
Materi I
(14%)
( A )
( B )
( C )
7
Materi II
(21%)
( D )
( E )
( F )
10
Materi III
(36%)
( G )
( H )
( I )
18
Materi IV
(29%)
( K )
( L )
( M )
15
Jumlah



50
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012  
Untuk mengisi/menentukan banyak butir soal untuk tiap sel dilakukan demikian:
Sel A   =            x  7 soal   =   3,5  ( 4 soal )
Sel B    =              x  7 soal   =   2,1  ( 2 soal )
Sel C    =            x  7 soal   =   1,4  ( 1 soal )
Untuk mengisi sel-sel yang lain, dilakukan dengan cara yang sama dengan cara yang digunakan untuk menetukan sel A, sel B, dan sel C.(Arifin, 2012:99)
Catatan :
Disamping cara yang diajukan ini, yakni menentukan jumlah butir soal untuk tiap-tiap pokok materi, ada lagi cara lain yang diambil orang, yakni mulai dari pengisisan sel-sel kemudian baru diperoleh jumlah soal tiap pokok materi.
Contoh            :
TABEL SPESIFIKASI PENYUSUNAN TES MATEMATIKA
Pokok Materi
Ingatan
( 50% )
Pemahaman
( 30% )
Aplikasi
( 20% )
Jumlah
( 100% )
Bab  1
( 40% )
( A )
( B )
( C )

Bab  2
(30% )
( D )
( E )
( F )

Bab  3
( 30% )
( G )
( H )
( I )

Jumlah
( 100% )



40
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
Misalkan berdasarkan waktu yan telah ditentukan, diperkirakan akan disusun 40 buah butir soal. Maka tiap sel diperoleh imbangan jumlah sebagai berikut :
Sel A   =    x    x  40 soal  =  8 soal
Sel B    =    x    x  40 soal  =  4,8 soal ( dibulatkan 5 soal )
Sel C    =  20%  x  40%  x  40 soal  =  3,2 soal ( dibulatkan 3 soal )
Sel D    =  50%  x  30%  x  40 soal  =  6 soal
Demikian seterusnya setelah dihitung dengan cara yang sama, terdapatlah angka-angka yang menggambarkan banyaknya soal seperti tercantum pada tiap aspek. Sesudah ini baru dijumlahkan ke kanan maupun ke bawah sehingga terdapat jumlah soal untuk setiap bagian/pokok materi maupun untuk setiap aspek tingkah laku.(Arifin, 2012:99)
Dengan demikian maka tabel spesifikasi penyusuna tes MATEMATIKA tersebut akan terisi seperti di bawah ini : 
Pokok Materi
Ingatan
( 50% )
Pemahaman
(30%)
Aplikasi
(20%)
Jumlah
(100%)
Bab  1
( 40% )
( A )
8
( B )
5
( C )
3
16
Bab  2
(30% )
( D )
6
( E )
4
( F )
2
12
Bab  3
( 30% )
( G )
6
( H )
4
( I )
2
12
Jumlah
( 100% )
20
13
7
40
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
b.        Untuk Materi yang Tidak Seragam
Apa yang telah dijelaskan adalah pembuatan kisi-kisi (tabel spesifikasi) untuk materi yang seragam dalam arti seragam dalam imbangan aspek tingkah laku.
Adakalahnya pokok-pokok materi dalam satu  bulan hanya mencakup satu aspek tingkah saja, yakni ingatan saja misalnya: suku-suku bangsa yang ada di Indonesia. Adanya suku-suku bangsa tersebut hanya dapat dihafalkan, tanpa perlu dipahami, apalagi diaplikasikan. Dalam keaadaan demikian maka yang isi hanya kolom ingatan.
Dalam keadaan lain misalnya hal osmose dan difusi, hanya dapat dipahami dan diaplikasikan, sebaiknya tidak dihafalkan.
Untuk membuat tabel spesifikasi pokok-pokok materi yang tidak seragam, tidak perlu mencantumkan angka presentase imbangan tingkah laku di kepala kolom. Pemberian imbangan dilakukan tiap pokok materi didasarkan atas banyaknya soal untuk pokok materi itu dan imbangan yang dikehendaki oleh penilai menurut sifat pokok materi yang bersangkutan.
Contoh:
Table spesifikasi untuk penyusunan tes evaluasi :
        Aspek yang diukur

Pokok materi
Ingatan
(I)
Pemahaman
(P)
Aplikasi
(A)
Jumlah
Bab 1
(25%)
(A)
(B)
(C)
10
Bab 2
(40%)
(D)
(E)
(F)
16
Bab 3
(35%)
(G)
(H)
(I)
14
Jumlah
(100%)



40
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
Dalam keadaan seperti dicontohkan misalnya:
Bab 1   mayoritas hafalan
Bab 2   mayoritas pemahaman
Bab 3   mayoritas aplikasi
Maka imbangan aspek tingkah laku, tidak dapat dituliskan pada kepala kolom.
Penentuan angka yang menunjukkan banyaknya butir soal pada tiap sel, ditentukan perbab.
Misalnya :
Untuk Bab 1, Ingatan 60%, Pemahaman 30%, untuk Aplikasi 10%, maka :
Sel A =  x 10 soal = 6 soal
Sel B =  x 10 soal = 3 soal
Sel C =  x 10 soal = 1 soal
Untuk bab 2, Ingatan 20%, Pemahaman 50%, Aplikasi 30%, maka :
Sel D =  x 16 soal = 3 soal
Sel E =  x 16 soal = 8 soal
Sel F =  x 16 soal = 5 soal
Untuk bab 3, Ingatan 20%, Pemahaman 20%, Aplikasi 60%, maka :
Sel D =  x 14 soal = 3 soal
Sel E =  x 14 soal = 3 soal
Sel F =  x 14 soal = 6 soal
Dengan pengetahuan dua cara, atau bahkan tiga cara, maka pada waktu akan membuat tabel spesifikasi pertama-tama harus diadakan perkiraan (judgement) apakah materi-materi yang akan di teskan merupakan materi yang homogeny atau bukan.(Arifin, 2012:100)
Apabila tabel spesifikasi sudah jadi, maka ini berarti bahwa guru sudah melakukan sesuatu tugas betul dan aman didalam rangkaian tugas menyusun tes. Penyusunan tes yang disertai dengan melalui table spesifikasi dapat dijamin bahwa tesnya cukup mempunyai validitas bagi sel yang bersangkutan, misalnya sebagai berikut:
          Aspek yang diukur
Pokok materi
Ingatan
(I)
Pemahaman
(P)
Aplikasi
(A)
Jumlah
Bab 1
(25%)
(6)
1,2,6,7,8,10
(3)
3,4,9
(1)
5
10
Bab 2
(40%)
(3)
11,18,22
(8)
12,13,14,15, 19,20,23,24
(9)
16,17,21, 25,26
16
Bab 3
(35%)
(3)
27,32,26
(3)
28,33,37
(8)
29, 30, 31, 34, 35, 38, 39, 40
14
Jumlah
(100%)
12
14
14
40
Sumber: Evaluasi pembelajaran, 2012
Dengan dicantumkannya nomor-nomor item tersebut pembimbing dapat menelusuri suatu rumusan item kembali pada kisi-kisi. Misalnya untuk item nomor 16 menurut kehendak penulis soal, item tersebut mengukur aplikasi. Oleh pembimbing ditelaah rumusan kalimat dan isinya. Sangat mungkin ternyata item tersebut hanya mengungkapkan ingatan saja. Memang demikianlah menurut pengalaman penulis buku ini dalam memberikan bimbingan kepada para guru maupun mahasiswa. Paling mudah adalah membuat item yang mengukur aspek ingatan.(Arikunto, 2013:211)
Pada waktu ini ada kecenderungan di dalam dunia pendidikan tidak menggunakan pendekatan aspek-aspek ini lagi tetapi “indicator” kecenderungan baru tersebut tidak berarti menyalahkan yang lama, tetapi menyempurnakannya. Demikianlah perkembangan ilmu pengetahuan, selalu mencari kesempurnaan. Pendekatan dengan “indicator” tidak jauh berbeda dengan pendekatan “aspek”. Dalam kesempatan lain akan dimasukkan juga ke dalam buku ini.
3.        Tindak Lanjut Sesudah Penyusunan Tabel Spesifikasi
Setelah kita membuat tabel spesifikasi, hal selanjutnya yang dilakukan yaitu 2 hal :
a.         Membuat kisi-kisi soal
Dalam membuat kisi-kisi soal sebagai contoh disini yang digunakan adalah pada contoh materi seragam.
No
Materi
Tahap
berpikir
Jumlah
soal
indikator
No
soal
Bentuk
soal
soal
1
Logaritma
C1
2
Mampu mendefenisikan logaritma
1
essay
Buatlah per-samaan beri-kut kedalam bentuk log:
2y = 10x
X = ay


C2
3
Mampu me-nentukan nilai logaritma
5
essay
Tentukan nilai log beri-kut: 2log 16


C3
6
Mampu men-yederhanakan logaritma
11
essay
Buktikan
am log xn =
a log x
Sumber: (http://anis-permata.blogspot.com/2012/09/tabel-spesifikasi.html)
Setelah membuat kisi-kisi soal langkah selanjutnya yaitu membuat kartu soal.


b.         Membuat kartu soal
Dalam membuat kartu soal, sebagai contoh disini hanya menggunakan pada materi logaritma saja yaitu pada aspek yang diukur (C1 = pemahaman).
KD : Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma
Sumber buku : Buku cetak matematika
Indikator : Mendeskripsikan pengertian logaritma
Soal : Buatlah persamaan berikut ke bentuk
Log 2y = 10x
Materi :
Pengertian logaritma
Aspek yang diukur
C1 (pemahaman)
Kunci jawaban
x = log 2y
Sumber: (http://anis-permata.blogspot.com/2012/09/tabel-spesifikasi.html)
Untuk membuat kartu soal pada materi (limit, matriks, dan logika) juga sama hanya berbeda pada aspek yang diukur, indikator dan contoh soalnya saja. Begitu juga dengan membuat kisi-kisi soal yang berbeda hanya pada aspek yang diukur, indikator, nomor soal dan contoh soalnya saja.

SOAL !
1.             Untuk memperoleh dua tes yang parallel, apakah yang harus sama?
a.         Materi yang dicakup.
b.        Tabel spesifikasi.
c.         Bentuk soal.
d.        Taraf kesukaran soal.
e.         Kunci jawaban.
f.         Pedoman penilaian.
Jelaskan jawaban anda!
2.             Seorang penilai akan menyusun untuk 3 bab dari materi yang sudah diajarkan.
a.         Bab 1 : berbobot dua kali bab 2.
Aspek yang diukur, seperlima hafalan, seperlima pengertian, dan tiga perlima aplikasi.
b.        Bab 2 : berbobot setengah dari Bab 3.
Aspek yang diukur hanya pengertian dan aplikasi dengan bobot yang sama.
c.         Bab 3 : berbobot dua kali bab 2.
Aspek yang diukur hanya ingatan dan aplikasi dengan imbangan 1:3.
Bantulah untuk menyusun tabel spesifikasinya!
3.             Kepada siapa penyusun tes harus bertanya agar diketahui bahwa bahasanya cukup mudah dipahami?

4 komentar:

  1. nice blog. :)
    thanks.. allowed me to take some paragraph from your own written , okey. !

    BalasHapus
  2. itu asal nya 30%, 50%, 60% dari mana?? tolong saya masih pemulaa

    BalasHapus
  3. Apa perbedaan table spesifikasi yg seragam dan tidak seragam?

    BalasHapus