mouse

Senin, 03 Februari 2014

PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA



PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
SISWA KELAS VII SMP NEGEI 1 MENGANTI
PROPOSAL PENELITIAN

Description: H:\doc. kuliah\logo-unipa.jpg

Nama:    Putri Suhandari
Nim:       12 – 550 – 0153

Universitas PGRI Adibuana Surabaya
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Matematika
2014


Kata Pengantar
Assalamu’alaikum w.w.
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberi hidayah-Nya kepada saya. Sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian tentang “Pengaruh Pembelajaran Inkuiri terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Menganti” dengan sebaik-baiknya.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam tugas ini khususnya kepada Ibu Mimas Ardhianti selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Bahasa Indonesia, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan tepat waktu.
Saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan proposal penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal ini sama sekali bukan unsur kesengajaan, melainkan karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan saya. Pada kesempatan ini saya juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaan penyusunan proposal penelitian ini. Adapun sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan proposal penelitian ini diambil dari beberapa buku dan beberapa media. Apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan proposal penelitian ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamu’alaikum w.w.

Surabaya, Januari 2014

Penulis

Daftar Isi
Kulit luar............................................................................................................... i
Halaman judul....................................................................................................... ii
Kata pengantar...................................................................................................... iii
Daftar isi................................................................................................................ iv
I.         Pendahuluan
A.    Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.    Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C.    Tujuan........................................................................................................ 2
D.    Manfaat..................................................................................................... 3
E.     Definisi Operasional.................................................................................. 3
II.      Kajian pustaka
A.    Model Pembelajaran Inkuiri...................................................................... 5
B.    Pemahaman Konsep Matematika.............................................................. 9
III.   Metode penelitian
A.    Rancangan Penelitian................................................................................ 16
B.    Jenis Penelitian.......................................................................................... 17
C.    Tempat dan Waktu.................................................................................... 17
D.    Subjek Penelitian....................................................................................... 17
E.     Metode Pengumpulan Data....................................................................... 18
F.     Instrumen Penelitian.................................................................................. 19
G.    Metode Analisis Data................................................................................ 20
IV.   Penutup
A.    Kesimpulan................................................................................................. 21
B.     Saran........................................................................................................... 21
Daftar pustaka....................................................................................................... vi


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pada era globalisasi, masalah yang sering dihadapi dalam dunia pendidikan adalah lemahnya proses pembelajaran yang terjadi dikalangan sekolah menengah pertama maupun sekolah menengah atas.
Pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman peserta didik tentang suatu materi. Meningkatnya pemahaman peserta didik juga didukung oleh guru yang memberikan arahan atau informasi tentang materi yang akan diberikan. Namun, selama ini proses pembelajaran yang berlangsung hanya menghafal konsep bukan memahami atau menerapkan konsep yang dipelajari. Kurangnya pemahaman konsep akan menyebabkan peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata.
 Matematika merupakan ilmu logis yang tersusun secara nyata serta membutuhkan penalaran dalam menyelesaikan permasalahan. Menyelesaikan masalah matematika menggunakan penalarandeduktif. hal ini berpengaruh terhadap proses pembelajaran matematika yang terjadi di kelas.
Seorang guru harus menyusun serta melaksanakan kegiatan belajar-mengajar yang membuat aktif peserta didik dalam memgembangkan pengetahuannya serta dapat bekerjasama antar peserta didik. Dengan salah satu model pembelajaran, guru dapat membimbing peserta didik dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Maka dari itu peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran inkuiri yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
Dalam pembelajaran inkuiri diharapkan peserta didik lebih aktif dan dapat memahami konsep matematika dengan jelas.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan kegiatan yang pokok dalam suatu penulisan ilmiah. Rumusan masalah yang dibuat penulis dalam proposal penelitian ini akan dibuat sederhana dan terperinci, sehingga memudahkan penulis dan pembaca mengambil kesimpulan. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut: apakah pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap pemahaman konsep matematika kelas VII SMP Negeri 1 Menganti?.
C.      Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep matematika antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang pembelajannya menggunakan model pembelajaran biasa.
D.      Manfaat
1)      Peserta didik dapat memahami konsep matematika serta menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran matematika menggunakan metode pembelajaran inkuiri
2)      Pendidik dapat memilih strategi-strategi serta model yang digunakan dalam pembelajaran di kelas khususnya menggunakan model pembelajaran inkuiri.
3)      Tambahan strategi bagi sekolah dalam memahami konsep matematika agar meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Pihak sekolah juga dapat menyediakan fasilitas yang memadai sehingga proses pembelajaran berlangsung sukses.
4)      Bagi penulis secara pribadi yaitu sebagai sarana perluasan wawasan mengenai pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap pemahaman konsep matematika siswa sekolah menengah pertama.
E.       Definisi Operasional
            Agar terhindar dari keragaman pendapat dalam mendefinisikan istilah-istilah dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang model pembelajaran inkuiri serta pemahaman konsep matematika yaitu:
1)      Model Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri merupakan suatu kegiatan belajar yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik yang dipergunakan mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pada pembelajaran inkuiri guru mengajak peserta didik secara langsung ke dalam proses ilmiah dan dalam waktu singkat yang akan meningkatkan pemahaman tentang sains, produktif dalam berfikir kreatif, dan peserta didik menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada termasuk pengembangan emosional.
2)      Pemahaman Konsep Matematika
Sehingga dapat disimpulkan pemahaman konsep matematika adalah kemampuan seseorang dalam mengerti gagasan dalam mengelompokkan obyek dalam suatu contoh yang mewakili sebuah pemikiran tentang ilmu matematika. Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan aspek pemahaman konsep matematika yang dipelajari peserta didik adalah:
a)        Peserta didik mampu menyatakan kembali sebuah konsep baik secara lisan maupun tulisan;
b)        Peserta didik dapat membedakan serta memilih contoh kongkrit terhadap materi yang sedang dipelajari;
c)        Peserta didik dapat mengaplikasikan konsep dalam menyelesaikan masalah matematika.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.      Model Pembelajaran Inkuiri
1)   Hakikat Model Pembelajaran
            Meyer (1985:2) dalam Trianto (2009:21) menyatakan bahwa model merupakan suatu objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Dan sesuatu hal tersebut merupakan sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.
            Sedangkan pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dengan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi yang terarah menuju pada sebuah target yang telah ditetapkan sebelumnya.
            Soekamto, dkk (dalam Trianto 2009:22) mengemukakan maksud dari model pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.” Dengan demikian, aktivitas pembelajaran merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.
            Joyce (1992:4) dalam Trianto(2010:51) menyatakan bahwa: “Each models guides us as we design intruction to help students achieve various objectives”. Hal ini menunjukkan bahwa setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
            Model pembelajaran suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran yang digunakan yang meliputi: buku-buku, komputer, kurikulum, dan lain-lain.
2)   Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, pemeriksaan, penyelidikan. Dengan inkuri diharapkan peserta didik dapat berfikir baik agar dapat memecahkan masalah. Inkuiri merupakan suatu proses umum yang dilakukan oleh peserta didik untuk mencari atau memahami informasi.
Gulo (2002) dalam Trianto (2009:166) menyatakan stategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak peserta didik secara langsung ke dalam proses ilmiah dan dalam waktu yang relatif singkat. Pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan pemahaman tentang sains, produktif dalam berfikir kreatif, dan peserta didik menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.
Pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada termasuk pengembangan emosional.
Menurut Gulo (2002) dalam Trianto (2009:168) menyatakan, bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut:
a)    Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan. Untuk meyakinkan bahwa pertanyaan sudah jelas, pertanyaan tersebut dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
b)   Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data.
c)    Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel, matrik, atau grafik.
d)   Analisis data
Peserta didik bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh.
e)    Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh peserta didik.
Sedangkan menurut Eggen dan Kauchak (1996) dalam Trianto (2009:172) sintaks pembelajaran inkuiri (tahapan pembelajaran inkuiri) adalah sebagai berikut:
No.
Fase
Perilaku Guru
1.    
Menyajikan pertanyaan atau masalah
Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok.
2.    
Membuat hipotesis
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesisyang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
3.    
Merancang percobaan
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
4.    
Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui percobaan.
5.    
Mengumpulkan dan menganalisis data
Guru memberikan kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
6.    
Membuat kesimpulan
Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.

B.       Pemahaman Konsep Matematika
1)      Hakikat Matematika
Mathematics (Inggris), mathematic (Jerman) atau mathematick/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya  diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari.
Menurut James (1976) dalam Tarsito (1990:1) menyatakan bahwa matematika itu adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan dengan lainnya yang jumlahnya banyak. Jame juga mengatakan bahwa matematika dibagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Akan tetapi pembagian tersebut sulit untuk dijelaskan karena cabang-cabang dari ke tiga bidang tersebut masih saling terkait.
Semakin bertambahnya cabang-cabang matematika yang saling berkaitan antara cabang satu dengan cabang yang lainnya maka semakin sulit menentukan definisi yang tepat dari matematika.
Terdapat sekelompok matematikawan (dalam Tarsito 1990:1) yang mendefinisikan matematika itu adalah ilmu tentang struktur yang bersifat deduktifatau aksiomatik, akurat, abstrak, ketat, dan semacamnya.
Johnson dan Rising (1972) dalam Tarsito (1990:1) menyatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya.
Reys - dkk (1984) dalam Tarsito (1990:1) menyatakan bahwa matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat.
Kline (1973) dalam Tarsito (1990:1) menyatakan bahwa matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.

2)      Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan belajar. Terjadinya perilaku belajar pada peserta didik dan perilaku mengajar pada guru tidak berlangsung dari satu arah melainkan terjadi secara timbal balik di mana kedua pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalam suatu kerangka kerja dan menggunakan cara berfikir yang dipahami dan disepakati bersama.
Pengertian pembelajaran matematika menurut Tim MKPBM (200:8 – 9) dalam Nisa terbagi menjadi dua macam:
a)      Pengertian pembelajaran matematika secara sempit, yaitu proses pembelajaran dalam lingkup persekolahan, sehingga terjadi proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumber atau fasilitas, dan teman sesama siswa.
b)      Pengertian pembelajaran matematika secara luas, yaitu upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal.
Nickson (Jajang, 2005:5) dalam Nisa berpendapat bahwa pembelajaran matematika adalah pemberian bantuan kepada siswa untuk membangun konsep-konsep dan prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi (arahan terbimbing) sehingga konsep atau prinsip itu terbangun. Pendapat tersebut menandakan bahwa guru dituntut untuk dapat mengaktifkan siswanya selama pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada siswa. Guru bukan mentransfer pengetahuan pada siswa tetapi membantu agar siswa membentuk sendiri pengetahuannya.
            Dari beberapa pendapat tentang pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Dalam pembelajaran matematika, peserta didik dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek (abstraksi). Peserta didik diberi pengalaman menggunakan matematika sebagai alat untuk memahami atau menyampaikan informasi misalnya melalui persamaan-persamaan, atau tabel-tabel dalam model-model matematika yang merupakan penyederhanaan dari soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika lainnya.
3)      Pemahaman Konsep Matematika
Pemahaman dalam pembelajaran adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan seseorang mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini ia tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan, maka operasionalnya dapat membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan, memberi contoh, memperkirakan, menentukan, dan mengambil keputusan. (Mushlihin, 2013)
Sedangkan konsep dalam matematika adalah ide atau gagasan yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan tanda (obyek) ke dalam contoh dan bukan contoh yang merupakan suatu kesan jiwa dari mutu, sifat atau ciri yang ada dan umumnya mewakili sebuah pemikiran. (Reny, 2013)
Menurut Dienes dalam Reny (2013) ada 3 macam konsep matematika yaitu:
a)      Konsep terapan adalah penerapan dari matematika murni dan notational untuk pemecahan soal matematika dan soal-soal bidang studi lain yang berkaitan dengan matematika.
b)      Konsep matematika murni adalah berkenaan dengan pengelompokkan bilangan dan hubungan antar bilangan.
c)      Konsep notational adalah sifat-sifat bilangan sebagai konsekwensi untuk menunjukkan dengan langsung cara menyajikan.
 Pembelajaran suatu konsep sering muncul sebagai pengalaman peristiwa nyata atau intuisi yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini diperoleh melalui penalaran induktif yang didasarkan pada fakta dan gejala yang muncul untuk sampai pada pemikiran tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pemahaman konsep adalah kemampuan seseorang atau sekelompok orang untuk mengerti secara benar suatu ide atau gagasan, tanpa mengubah pengertian konsep tersebut.
Untuk mengetahui apakah peserta didik telah memahami suatu konsep paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya, yaitu sebagai berikut (Hamalik, 2005: 166):
a)      Dapat menyebutkan nama-nama contoh konsep;
b)      Dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut;
c)      Dapat memilih, membedakan antara contoh-contoh dan yang bukan contoh;
d)     Lebih mampu memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep tersebut.
Sedangkan menurut The National Council of Teacher of Mathematics (1989) dalam ela (2013) aspek yang menunjukkan pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika dapat dilihat dari kemampuan peserta didik dalam:
a)      Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan;
b)      Membuat contoh dan non contoh penyangkal;
c)      Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan simbol;
d)     Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk yang lain;
e)      Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep;
f)       Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat yang menentukan  suatu konsep;
g)      Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.
Sehingga dapat disimpulkan pemahaman konsep matematika adalah kemampuan seseorang dalam mengerti gagasan dalam mengelompokkan obyek dalam suatu contoh yang mewakili sebuah pemikiran tentang ilmu matematika. Berdasarkan uraian diatas peneliti menggunakan aspek pemahaman konsep matematika yang dipelajari peserta didik adalah:
a)      Peserta didik mampu menyatakan kembali sebuah konsep baik secara lisan maupun tulisan;
b)      Peserta didik dapat membedakan serta memilih contoh kongkrit terhadap materi yang sedang dipelajari;
c)      Peserta didik dapat mengaplikasikan konsep dalam menyelesaikan masalah matematika.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Rancangan Penelitian
Pengujian terhadap model pembelajaran inkuiri dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen yang berbentuk pretes dan postes yang terdiri dari dua kelas dengan pembelajaran yang menggunakan metode yang berbeda. Kelas pertama menggunakan metode pembelajaran inkuiri dan kelas yang lain menggunakan metode pembelajaran biasa. Sebelum mendapatkan perlakuan, dilakukan pretes (tes awal) dan setelah mendapatkan perlakuan dilakukan postes (tes akhir). Sementara itu, tujuan dilaksanakan pretest dan postest adalah untuk melihat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kedua kelas tersebut. Adapun desain penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
A O X1 O
A O X2 O.
Keterangan :
A : Menunjukkan pengelompokkan subjek
O : Pretest dan postest
X1 : Pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri
X2 : Pembelajaran matematika biasa.
Dalam merancang penelitian harus mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses kegiatan penelitian mulai dari keperluan kegiatan pembelajaran sampai dengan keperluan kegiatan penelitian seperti, perangkat pembelajaran, media, instrumen penelitian dan lain-lain. Selanjutnya, dapat melakukan kegiatan penelitian berdasarkan rancangan penelitian di atas.
B.       Jenis Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Menganti” merupakan penelitian tindakan kelas. Tindakan yang diberikan dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran inkuiri. Penelitian tindakan ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik melalui model pembelajaran inkuiri.
C.      Tempat dan Waktu
1)   Tempat Penelitian
     Peneliti melaksanakan penelitian “Pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas VII SMP Negeri 1 Menganti” di SMP Negeri 1 Menganti, Gresik.
2)   Waktu Penelitian
     Penelitian akan dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2014–2015.
D.      Subjek Penelitian
 Dalam setiap penelitian pasti terdapat subjek yang akan dijadikan sebagai bahan utama untuk diteliti. Yang kemudian dibagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel.

1)      Populasi
Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai sasaran penelitian adalah siswa SMP Negeri 1 Menganti kelas VII.
2)      Sampel
Sedangkan yang bertindak sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA yang berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan (diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran inkuiri) dan siswa kelas kedua yaitu VIIB yang berjumlah 36 siswa, terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan (tidak diberi perlakuan, melainkan menggunakan metode pembelajaran biasa).
E.       Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data menggunakan jenis kualitatif dan kuantiantitatif. Jenis kualitatif berupa jurnal harian peserta didik dan jenis kuantitatif berupa tes kemampuan. Tes kemapuan ini diberikan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan seluruh kemampuan otak setelah diberi tindakan. Peneliti menggunakan tes karena peneliti dapat secara langsung menarik kesimpulan-kesimpulan dari hasil tes yang di lakukan pada kelas sampel.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua macam,  yaitu diperoleh dari hasil pretes dan postes kelas sampel pertama yaitu kelas VIIA yang diberi perlakuan berupa penerapan model pembelajaran inkuiri dan kelas sampel kedua yaitu kelas VIIB yang tidak diberi perlakuan. Dan pada akhirnya dapat membandingkan hasil dari keduanya.

F.       Instrumen Penelitian
            Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah jurnal harian peserta didik dan tes kemampuan.
            Tes kemampuan yang digunakan berbentuk uraian. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir peserta didik, yang meliputi pretes dan postes. Pretes digunakan untuk mengetahui kemampuan awal berpikir peserta didik. Postes digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis peserta didik setelah mendapatkan perlakuan. Dengan demikian, dampak perlakuan ditentukan dengan cara membandingkan skor hasil pretes dan postes.
G.      Metode Analisis Data
Teknik analisis data adalah bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena metode ini merupakan cara yang dapat mempermudah penelitian dalam menarik kesimpulan.
Data yang diperoleh dari jurnal harian peserta didik dan tes kemampuan peserta didik. Data jurnal harian peserta didik dianalisis secara kualitatif, dan tes kemampuan peserta didik dianalisis secara kuantitatif. Data yang diperoleh dilaporkan dalam bentuk tertulis.
Pada penelitian pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap pemahaman konsep matematika siswa SMP Negeri 1 Menganti dapat dilihat dari hasil belajar. Data tes kemampuan peserta didik yang diperoleh, dikategorikan skor sebagai berikut:
1)      Nilai 0 – 35: Kategori “Sangat rendah”
2)      Nilai 36 – 55: Kategori “Rendah”
3)      Nilai 56 – 65: Kategori “Sedang”
4)      Nilai 66 – 85: Kategori “Tinggi”
5)      Nilai 86 – 100: Kategori “Sangat tinggi”
Setelah memperoleh hasil tes kemampuan peserta didik, nilai kedua kelas antara kelas VIIA dan kelas VIIB dibandingkan serta melihat perbedaan yang terjadi anatara nilai kedua kelas tersebut. Sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan dari hasil tersebut.

BAB IV
PENUTUP
A.      Simpulan
Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Menganti pada semester 1 tahun pelajaran 2014 – 2015, peneliti menyimpulkan terdapat perbedaan pemahaman konsep matematika pada masing-masing kelas. Kelas VIIA pemahaman konsep matematika menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih dapat menguasai materi serta menerapkannya dalam menyelesaikan masalah dibandingkan dengan kelas VIIB yang menggunakan model pembelajaran biasa.
B.       Saran
Pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Menganti kelas VII masih banyak dijumpai pembelajran yang menggunakan model pembelajaran ceramah, membaca, menulis, dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap konsep matematika. Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika. Maka, peneliti menyarankan model pembelajaran inkuiri menjadi salah satu model yang digunakan dalam pembelajaran matematika pada sekolah SMP Negeri 1 Menganti.


Daftar Pustaka

Al-Hafizh, Mushlihin. 2013. Pemahaman Konsep Matematika. Referensi Matematika (Online):

          http://www.referensimakalah.com/2013/05/pengertian-pemahaman-dalam-pembelajaran.html/ diakses tanggal 02 Januari 2014, pukul 21:07 WIB.

Aunurrahman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Icha, Nisa Vey. 2011. Pengertian Pembelajaran Matematika. Ilmu dan Pengetahuan (Online): http://veynisaicha.blogspot.com/2011/07/pengertian-pembelajaran-matematika.html/ diakses tanggal 02 Januari 2014, pukul 20:07 WIB.

Reny. 2013. Pemahaman konsep matematika. Kajian pustaka (online): http://jengrenny.files.wordpress.com/2013/06/bab-ii.pdf/ diakses tanggal 02 Januari 2014, pukul 21:37 WIB.

Roestyah. 1994. Masalah Pengajaran. Jakarta: Rineke Cipta.

Ruseffendi. 1988. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. Bandung: Tarsito.

Sahertian, Piet A. 1994. Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi offset.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi aksara.