mouse

Kamis, 22 Mei 2014

KOMPONEN-KOMPONEN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN



I.     PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu usaha sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Menurut kognitivisme belajar dapat diartikan sebagai perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman ini tidak selalu dapat dilihat sebagaimana perubahan tingkah laku. Dalam proses belajar akan dicapai hasil belajar, antara lain: keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.
Banyak sekali teori yang memberikan pandangan khusus tentang belajar. Namun pada intinya belajar adalah suatu proses yang dialami setiap individu untuk memperoleh pengetahuan untuk dirinya sendiri selain itu belajar juga merupakan proses untuk memperbaiki tingkah laku setiap individu.
Dalam pembelajaran tidak terlepas dari komponen-komponen belajar dan pembelajaran. Keterlibatan komponen-komponen ini yang menjadikan proses belajar dan pembelajaran berjalan dengan baik dan efektif serta komponen-komponen ini yang menjadi syarat utama berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran. Tanpa adanya komponen-komponen ini proses balajar dan pembelajaran kurang berjalan dengan baik bahkan tidak akan berjalan.
Dalam makalah yang berjudul “ Komponen-komponen belajar dan pembelajaran” ini akan dibahas tentang komponen-komponen utama yang mendukung terjadinya proses belajar dan pembelajaran. Makalah ini juga akan menjelaskan satu per satu komponen-komponen tersebut sehingga pembaca dapat mengetahui komponen-komponen belajar dan pembelajaran serta dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan komponen-komponen belajar dan pembelajaran.
Terdapat beberapa komponen-komponen belajar dan pembelajaran yang akan mendukung terjadinya proses belajar dan pembelajaran yang akan di bahas dalam makalah ini.
II.  PEMBAHASAN
A.  Pengertian Komponen
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang berarti suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian komponen-komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain dan merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Dimana di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen sebagai berikut; komponen kurikulum, materi/bahan ajar, metode, media (alat pembelajaran), evaluasi, anak didik/siswa, dan adanya pendidik/guru.
B.  Komponen Belajar dan Pembelajaran
1.    Komponen Kurikulum
a.    Tujuan
Perumusan tujuan belajar diperlukan untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyaraka, dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan sekitarnya.
b.      Konten
Konten atau isi kurikulum merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yang meliputi bahan kajian dan mata pelajaran.  Isi kurikulum adalah mata pelajaran pada proses belajar mengajar, seperti pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang diasosiasikan dengan mata pelajaran.

c.       Aktivitas belajar
Aktivitas belajar dapat didefinisikan sebagai berbagai aktivitas yang deberikan pada pembelajar dalam situasi belajar mengajar. Aktivitas belajar ini di desain agar memungkinkan siswa memperoleh muatan yang ditentukan, sehingga berbagai tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Berkaitan dengan aktivitas belajar, harus diperhatika pula strategi belajar mengajar yang efekti, yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1)   Pengajaran expository
Pengajran expository atau penjelasan rinci ini melibatkan pengiriman informasi dalam arah tungg, dari satu sumber ke pembelajar. Contoh dari pengajaran ini adalah ceramah, demonstrasi, tugas membaca dan presentasi audio visual.
2)   Pengajaran interaktif
Pada hakikatnya, pengajaran ini sama dengan pengajaran expositotry. Perbedaannya, dalam pengajaran interaktif terdapat dorongan yang disengaja ketika terjadi interaksi antara guru dan pembelajar, yang biasanya berbentuk pemberian pertanyaan. Pada dasarnya, dalam pendekatan ini pembelajaran lebih aktif, dan keterampilan berpikir ditingkatkan melalui unsur interaktif.
3)      Pengajaran atau diskusi kelompok kecil
Karakteristik pokok dari strategi ini melibatkan pembagian kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil yang bekerja relatif bebas, untuk mencapai suatu tujuan. Peran guru berubah, dari seorang pemberi pengetahuan menjadi koordinator aktivitas dan pengarah informasi.
4)      Pengajaran inkuiri atau pemecahan masalah
Ciri utama strategi ini adalah aktifnya pembelajar dalam penentuan jawaban dari berbagai pertanyaan serta pemecahan masalah. Pengajaran inkuiri biasanya melibatkan pembelajaran dengan aktivitas yang dilaksanakan secara bebas, berpasangan atau dalam kelompok yang lebih besar.
5)      Strategi belajar mengajar lainnya
Strategi belajar mengajar lain yang relatif lebih baru adalah cooperatif learning, community service project, mastered learning, dan project approach.
d.      Sumber
Sumber atau resources yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
1)      Buku dan bahan tercetak
2)      Perangkat lunak komputer
3)      Film dan kaset video
4)      Kaset
5)      Televisi dan proyektor
6)      CD ROM interaktif, dan masih banyak lagi
e.       Evaluasi
Evaluasi atau penilaian dilakukan secara bertahap, berkesinambungan, dan bersifa terbuka. Dari evaluasi ini dapat diperoleh keterangan mengenai kegiatan dan kemajuan belajar siswa, dan pelaksanaan kurikulum oleh guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Dalam pelaksanaan evaluasi ini, terdapat banyak instrumen pengukuran yang dapat dipergunakan oleh pendidik, antara lain:
1)        Tes standar
2)        Tes buatan guru
3)        Sampel hasil karya
4)        Tes lisan
5)        Observasi sistematis
6)        Wawancara
7)        Kuesioner
8)        Daftar cek dan skala penilaian
9)        Kalkulator anekdotal
10)    Sosiogram dan pelaporan
2.      Komponen pembelajaran
Sebagai suatu sistem, kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi : tujuan, peserta didik, pendidik, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi.
a.    Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu adalah suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik.
Semua tujuan itu berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tujuan dibawahnya menunjang tujuan di atasnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai, maka tujuan diatasnya juga tidak tercapai, sebagai rumusan tujuan terendah biasanya menjadikan tujuan diatasnya sebagai pedoman. Ini berarti bahwa dalam merumuskan tujuan harus benar-benar memperhatikan kesinambungan setiap jenjang tujuan alam pendidikan dan pengajaran.
Tujuan adalah komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya seperti bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi. Bila salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Akhirnya, guru tidak bisa mengabaikan masalah perumusan tujuan bila ingin memprogramkan pengajaran.

b.   Peserta Didik
Dalam undang-undang No. 2 Tahun 1989 anak didik disebut peserta didik. Pserta didik merupakan seseorang yang harus mengembangkan diri. Pada sisi lain peserta didik memperoleh pengaruh, bantuan yang memungkinkan peserta didik mampu berdiri sendiri atau bertanggung jawab sendiri.
c.    Pendidik
Pendidik adalah orang yang diserahi tanggung jawab mendidik. Guru di sekolah memperoleh tanggungjawab mendidik dari pemerintah atau lembaga pendidikan lainnya yang juga punya tanggungjawab.
d.   Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan pelajaran yang menyangkut bidng studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan profesinya (disiplin keilmuannya). Sedangkan bahan pelajaran pelengkap atau penunjang adalah bahan pelajaran yang dapat membuka wawasan seorang guru agar dalam mengajar dapat menunjang penyampaian bahan pelajaran pokok.
Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. (Sudirman, N.K., 1991:203). Maslow berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya. (Sadirman,A.M., 1998:81). Jadi, bahan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.
Biasanya aktivitas anak didik akan berkurang bila bahan pelajaran yang guru berikan tidak atau kurang menarik perhatiannya, disebabkan cara mengajar yang mengabaikan prinsip-prinsip mengajar, seperti apersepsi dan korelasi, dan lain-lain. Dengan dmikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam pengajaran, sebab bahan adalah inti dalam proses belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.
e.    Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajr mengajar, guru dan anak didik terlibat da;am sebuah interaksi dengn bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Inilah sistem pengajaran yang dikehendaki dalam pengajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dalam pendidikan modern. Kegiatan belajar mengajar pendekatan CBSA menghendaki aktivitas anak didik seoptimal mungkin.
Dalam kegiatan belajar mengajarm guru sebaiknya memperhatikan perbedaan individual anak didik yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Pemahaman terhdap ketiga aspek tersebut akan merapatkan hubungan guru dengan anak didik, sehingga memudahkan melakukan pendekatan mastery learning dalam mengajar. Mastery learning adalah salah satu strategi belajr mengajar pendekatan individual. (Drs. Muhammad Ali, 1992:94). Mastery learning adalah kegiatan yang meliputi dua kegiatan, yaitu program pengayaan dan program perbaikan (Dr. Suharsimi Arikunto, 1998:31).
Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar yang bagaimanapun, juga ditentukan dari baik atau tidaknya program pengajaran yang telah dilakukan; dan akan berpengaruh terhadap tjuan yang akan dicapai.

f.     Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik.
Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed, mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan metode mengajar sebagai berikut :
1)      Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya.
2)      Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya.
3)      Situasi yang berbagai-bagai keadaannya.
4)      Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya.
5)      Pribadi guru serta kemampauan profesionalnya yang berbeda-beda.
g.    Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya. Ahli lain membagi alat pendidikan dan pengajaran menjadi alat material dan non material. Alat material termasuk alat bantu audiovisual di dalamnya.
Sebagai alat bantu dalam pendidikan dan pengajaran, alat material (audiovisual) mempunyai sifat sebagai berikut:
1)      Kemampuan untuk meningkatkan persepsi.
2)      Kemampuan untuk meningkatkan pengertian.
3)      Kemampuan untuk meningkatkan transper (pengalihan) belajar.
4)      Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai.
5)      Kemampauan untuk meningkatkan retensi (ingatan).
h.   Sumber Pelajaran
Sumber-sumber bahan dan belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang (Drs. Udin Saripuddin Winataputra, M.A. dan Drs. Rustana Ardiwinata, 1991:165). Dengan demikian, sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yng mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.
Drs. Sudirman N, dkk. ( 1991: 203 ) mengemukakan macam – macam sumber belajar sebagai berikut :
a.         Manusia (people)
b.        Bahan (materials)
c.         Lingkungan (setting)
d.        Alat dan perlengkapan (tool and equipment)
e.         Aktivitas (activities)
1.        Pengajaran berprogram
2.        Simulasi
3.        Karyawisata
4.        Sistem pengajaran modul
Aktivitas sebagai sumber belajar biasanya meliputi :
Ø  Tujuan khusus yang harus dicapai oleh siswa.
Ø  Materi (bahan pelajaran) yang harus dipelajari.
Ø  Aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan pengajaran.

i.      Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris, yaitu evaluation. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. L. Pasaribu dan Simanjuntak menegaskan bahwa :
1.    Tujuan umum dari evaluasi adalah :
a)      Mengumpulkan data-data yang membuktikn taraf kemajuan murid dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
b)      Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
c)      Menilai metode mengajar yang dipergunakan.
2.    Tujuan khusus dari evaluasi adalah :
a)      Merangsng kegiatan siswa.
b)      Menemukan sebab-sebab kegagalan atau kemajuan.
c)      Memberikan bimbingaan yaang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
d)     Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.
e)      Untuk memperbaiki mutu pelajaran/cra belajar dan metode mengajar (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991:189).
Dari tujuan itu juga dapat dipahami bahwa pelaksanaan evaluasi diarahkan kepada evaluasi proses dan evaluasi produk (W.S. Winkel, 1989:318). Evaluasi proses dimaksud, adalah suatu evaluasi yang diarahkan untuk menilai bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar yang telah dilakukan mencapai tujuan, apakah dalam proses itu ditemui kendala, dan bagaimana kerja sama setiap komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pengajaran.
Evaluasi produk dimaksud, adalah suatu evaluasi yang diarahkan kepada bagaimana hasil belajar yang telah dilakukan siswa, dan bagaimana penguasaan siswa terhadap bahan /materi pelajaran yang telah guru berikan ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
1)        Untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengjar, serta mengadakan perbaikan program bagi murid.
2)        Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari setiap murid. Anatara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua, penentuan kenaikan kelas, serta penentuan lulus tidaknya seorang murid.
3)        Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampauan (dan karakteristik lainnya) yang dimiliki oleh murid.
Untuk mengenal latar belakang (psikologis, fisik dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan-kesulitan belajar yang timbul. (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991:189).
III.        PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen dalam belajar dan pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Komponen tersebut meliputi: tujuan, peserta didik, pendidik, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat, sumber pelajaran, evaluasi. Dalam proses pembelajaran komponen-komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. Sukses atau tidaknya suatu pembelajaran tergantung dari komponen-komponen yang telah dipilih serta ditetapkan.